Apa yang dimaksut dengan visi dan misi?
sebenarnya visi dan misi itu tidak se-ribet namanya, visi dan misi adalah sebuah pandangan ataupun tujuan yang akan ditempuh, Visi adalah sebuah kristalisasi dari rumusan tugas satuan organisasi. Visi lebih bersifat jangka panjang, jadi visi merupakan perwujudan model masa depan organisasi yang menjadi komitmen dan milik bersama seluruh anggota organisasi.
Sedangkan untuk Misi adalah lebih berupa sistem operasionalnya. Jadi misi adalah cara untuk mencapai visi tersebut. Pada umumnya misi mengandung alsan utama tentang keberadaan lembaga, masalah utama yang dihadapi, maupun falsafah, tatanilai dan kultur organisasi.
Contohnya adalah saya ingin membuat suatu media masa, lebih tepatnya majalah gratis atau free magazine
Visi:
Menjadi majalah anak muda yang gaya tanpa biaya dan menjadi salah satumedia pelopor gaya hidup anak muda masa kini.
Misi:
* Memberikan informasi seputar kehidupan anak muda.
* Menjadi referensi altinatif bagi anak muda
* Memberikan ide kreatif seputar kehidupan dan fashion anak muda.
Hal diatas merupakan salah satu contoh meskipun contoh yang diatas tidak begitu sempurna, tapi mungkin bisa memberikan sedikit gambaran akan sebuah Visi dan Misi.
Visi dan MIsi tidaklah hanya diperuntukan untuk perusahaan saja, tetapi setiap manusia yang masih bisa berfikir seharusnya memiliki visi dan misi, yang nantinya akan menuntun orang tersebut untuk mencapai tujuan hidupnya.
Kamis, 15 Januari 2009
Rabu, 14 Januari 2009
Realitas GOLPUT di Indonesia
Pesta demokrasi diindonesia dikenal dengan PEMILU (pemilihan Umum)
dalam pesta demokrasi sewajarnya semua rakyat Indonesia memiliki hak suara yang sama untuk memberikan suaranya, tentunya untuk menentukan nasib baik Indonesia kecepannya, itulah kenapa PEMILU dikatakan pesta demokrasi rakyat.
Tahun 2009 ini merupakan tahun dimana pesta demokrasi akan berlangsung, tetapi dengan situasi masyarakat yang semakin lama semakin apatis dengan keadaan bangsa ini apakah pemilu 2009 ini akan menmjadi pesta demokrasi bagi rakyat Indonesia?
Pertanyaan ini mungkin sudah banyak timbul dibenak manusia yang gerah dengan keadaan, wajar saja karena keadaan masyarakat yang sudah tidak memiliki kepercayaan terhadap pemimpin menjadikan keadaan semakin runyam.
Apatis merupakan salah satu contoh kongkrit yang akan terjadi dalam waktu dekat ini, Pemilu yang menjadi simbol pesta demokrasi rakyat Indonesia ini, kini terancam dengan bakal adanya Golput yang mencapai angka 40%.
Siapakah yang harus disalahkan? kalau dilihat secara seksama Golput merupakan suatu pilihan, yaitu pilihan untuk tidak memilih, jadi sah-sah saja apabila masyarakat untuk golput.
Sering kita mendengar dan melihat dimedia massa banyak orang menggiring opini masyarakat untuk tidak golput, tetapi cara menggiring masyarakat untuk tidak golput sangatlah tidak nyata, karena kebanyakan orang hanya m,enggunakan ajakan tanpa adanya solusi kongkrit umtuk meyakinkan masyarakat untuk golpu.
Bagaimana masyarakat tidak golput jika para pemimpin hanya mengejar publisitas semata, menyebar janji, tampil didepan publik dengan berbagai macam trik yang tujuannya adalah untuk membohongi publik.
Hal inilah faktor utama menjadikan masyrakat Indonesia untuk enggan memberikan suaranya kepada calon pemimpin yang hanya bisa memberikan ribuan janji tanpa realitas yang pasti.
Dan jika Golput tetap terjadi secara besar besaran, bagi para pemimpin yang berkuasa apakah mereka berhak untuk memimpin masyarakat Indonesia yang sebenarnya mereka tidak percaya kepada mereka!
dalam pesta demokrasi sewajarnya semua rakyat Indonesia memiliki hak suara yang sama untuk memberikan suaranya, tentunya untuk menentukan nasib baik Indonesia kecepannya, itulah kenapa PEMILU dikatakan pesta demokrasi rakyat.
Tahun 2009 ini merupakan tahun dimana pesta demokrasi akan berlangsung, tetapi dengan situasi masyarakat yang semakin lama semakin apatis dengan keadaan bangsa ini apakah pemilu 2009 ini akan menmjadi pesta demokrasi bagi rakyat Indonesia?
Pertanyaan ini mungkin sudah banyak timbul dibenak manusia yang gerah dengan keadaan, wajar saja karena keadaan masyarakat yang sudah tidak memiliki kepercayaan terhadap pemimpin menjadikan keadaan semakin runyam.
Apatis merupakan salah satu contoh kongkrit yang akan terjadi dalam waktu dekat ini, Pemilu yang menjadi simbol pesta demokrasi rakyat Indonesia ini, kini terancam dengan bakal adanya Golput yang mencapai angka 40%.
Siapakah yang harus disalahkan? kalau dilihat secara seksama Golput merupakan suatu pilihan, yaitu pilihan untuk tidak memilih, jadi sah-sah saja apabila masyarakat untuk golput.
Sering kita mendengar dan melihat dimedia massa banyak orang menggiring opini masyarakat untuk tidak golput, tetapi cara menggiring masyarakat untuk tidak golput sangatlah tidak nyata, karena kebanyakan orang hanya m,enggunakan ajakan tanpa adanya solusi kongkrit umtuk meyakinkan masyarakat untuk golpu.
Bagaimana masyarakat tidak golput jika para pemimpin hanya mengejar publisitas semata, menyebar janji, tampil didepan publik dengan berbagai macam trik yang tujuannya adalah untuk membohongi publik.
Hal inilah faktor utama menjadikan masyrakat Indonesia untuk enggan memberikan suaranya kepada calon pemimpin yang hanya bisa memberikan ribuan janji tanpa realitas yang pasti.
Dan jika Golput tetap terjadi secara besar besaran, bagi para pemimpin yang berkuasa apakah mereka berhak untuk memimpin masyarakat Indonesia yang sebenarnya mereka tidak percaya kepada mereka!
Langganan:
Postingan (Atom)